TAPSEL.WAHANANEWS.CO, Lembah Sorik Marapi - Wakil Bupati Mandailing Natal (Wabup Madina) Atika Azmi Utammi Nasution membuka secara resmi acara seminar Edukasi Keuangan kepada Santri Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru di aula pesantren tersebut, Desa Purba Baru, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, pada Kamis, 12 Juni 2025.
Wabup hadir didampingi Asisten II Ahmad Meinul Lubis, Kepala Dinas Koperasi UKM Muktar Afandi Lubis, dan sejumlah pejabat lain.
Baca Juga:
Wabup Madina Tutup Badminton Open Bupati Cup 2025
Wabup Atika menekankan kepada santri pondok pesantren Musthafawiyah Purba Baru untuk belajar literasi keuangan sehingga bisa mencapai financial security dan financial freedom.
Financial security, jelas wabup, adalah keadaan stabilitas keuangan seseorang ada pada tahap aman dan memungkinkan dirinya memenuhi kebutuhan hidup secara nyaman.
"Saat kita keluar dari sebuah pekerjaan, masih ada aset atau uang yang bisa mencukupi kebutuhan untuk beberapa waktu ke depan. Tidak langsung kolaps ketika kehilangan pekerjaan," kata dia.
Baca Juga:
Wabup Madina Sarapan dan Belanja di Pasar Eks Bioskop Tapanuli
Lebih lanjut, Wabup Atika menerangkan tahapan keuangan berikutnya yang harus dicapai adalah financial freedom. Dalam kondisi ini, seseorang memiliki kendali penuh terhadap keuangannya dan tidak bergantung pada pendapatan aktif.
Biasanya, tambah wabup, financial freedom ditargetkan untuk mendapatkan kehidupan yang nyaman pada usia pensiun. Untuk mencapai itu harus dimulai mengelola keuangan dengan baik sejak usia muda.
"Bahkan tidak kerja pun di masa tua sudah ada income (pemasukan) yang lebih dari cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari," terang dia.
Wabup Atika mengingatkan para peserta, yang terdiri dari mahasiswa dan santri, agar jangan sampai pengalaman hidup yang mendorong untuk belajar mengelola uang dengan baik. "Saat itu terjadi, uangnya sudah tidak ada baru ada keinginan belajar," pesan dia.
Sebelumnya, Kepala OJK Sumatera Utara Khoirul Muttaqien mengatakan kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran santri dalam penguatan pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan jasa keuangan.
"Bahaya terbesar saat ini adalah judi online, ada lebih dari 10.000 anak usia SMP ke bawah yang terpapar, kami mengajak para santri untuk memahami keadaan ini," kata dia.
Muttaqien menambahkan, keterlibatan masyarakan dalam membangun ekonomi syariah masih kecil dengan persentase sekitar 13 persen. Dia pun berharap, para santri terlibat dalam penguatan sektor ini.
Kepala Kantor Perwakilan LPS I Muhammad Yusron mengatakan para santri tidak perlu takut menggunakan jasa keuangan. Sebab, LPS ada untuk menjamin aset atau tabungan nasabah.
Sekretaris ponpes Musthafawiyah H. Ahmad Mukhlis Lubis menilai para santri yang jumlahnya mencapai 11 ribu orang itu butuh pendidikan dasar pengelolaan keuangan. Dia pun erharap dengan seminar ini, mereka lebih paham mengelola keuangan pribadi dan termotivasi untuk menabung.
Seminar ini juga menghadirkan Kepala Bursa Efek Indonesia Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution dan kepala Area Bank Syariah Indonesia
[Redaktur: Muklis]