Wahananews-Tapsel | Ida Nasoetion lahir tahun 1922 dan mengikuti pendidikan dasar Eropa (ELS) di Sibolga. Keluarga mereka pindah ke Batavia sehubungan dengan ayahnya pindah tugas dari Sibolga ke Batavia. penulis esai paling berbakat, berinteligensia tinggi dan kritis. Ulasan dan artikelnya dimuat dalam sejumlah koran dan majalah bahasa Indonesia dan bahasa Belanda. Ida Nasoetion berjuang dengan caranya sendiri: menulis cerdas dengan pena yang tajam.
Sejumlah artikelnya bertabur dengan kata-kata 'merdeka'. Ida Nasution adalah mahasiswa angkatan pertama Fakultas Sastra, Universitas Indonesia (Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte, Universiteit van Indonesie). Di dalam kampus, Ida Nasoetion juga aktif berjuang dengan caranya sendiri.
Baca Juga:
Ketua DPD Martabat Prabowo-Gibran Sumatera Utara Tenno Purba Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden Dan Wapres RI
Ida Nasoetion (departemen sastra) dan G. Harahap (dari departemen jurnalistik) menggagas didirikannnya persatuan mahasiswa Indonesia yang diresmikan tanggal 20 November 1947 dengan nama Perhimpunan Mahasiswa Universitas Indonesia (PMUI). Setelah empat bulan menjadi presiden (ketua) PMUI, Ida Nasoetion dilaporkan koran Nieusgier diculik tanggal 23 Maret 1948. Ida Nasoetion hilang selamanya dan diduga kuat dibunuh oleh intelijen dan tentara Belanda.
Ida Nasoetion Membuat Sastrawan Chairil Anwar Patah Hati
Nama Ida sangat sering diselipkan didalam puisi Chairil Anwar. Chairil juga menyebut berkali-kali nama Ida dalam “Pidato Chairil Anwar 1943” yang diucapkan kepada Angkatan Baru Pusat Kebudayaan, 7 Juli 1948. Ida Nasoetion adalah mahasiswi sastra Universitas Indonesia.
Baca Juga:
Ketua DPD Martabat Prabowo-Gibran Sumut Tenno Purba Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden dan Wapres RI
H.B. Jassin dan Sutan Takdir Alisjahbana memujinya sebagai penulis esai dan kritik sastra yang gemilang. Ia pernah bekerja di kantor bahasa bentukan Jepang. Di tempat itu para sastrawan berkumpul, termasuk Chairil. Dan mudah ditebak, ia jauh hati pada Ida. Namun, rupanya ajakan Chairil hanya berhenti sebagai ajakan. Sebab Ida tak menyambutnya. [Hk]