WahanaNews-Tapsel | Anggota DPRD Tapsel dari Fraksi PAN, H. Mahmud Lubis bersama 9 Kepala Desa Lingkar dan luar lingkar Tambang Emas Martabe Batang Toru buka puasa bersama, di Kafe Kembar ex. Jajanan Kuliner Bagasta, Selasa (4/04/2023).
Buka puasa tersebut dibarengi dengan perbincangan sejumlah kegagalan tambang emas Batang Toru PT. Agincourt Resources (PT. AR) terhadap program bina lingkungan dan rekrutmen tenaga kerja lokal.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
Kepala desa tersebut diantaranya, Kades Napa Henri Saputra Siregar, Kades Sipenggeng Putra Muda Siregar, S.Com, Kades Sumuran Sarman, Kades Hapesong Baru Zulkarnaen Siregar, Kades Hapesong Lama Rusmanto, Kades Batuhula M. Alinapia Nasution, Kades Garoga Risman Rambe, Kades Hutagodang Adamal Tampubolon, dan Kades Perkebunan Hapesong Bambang Hermanto.
Pertemuan dimaksud merupakan awal dari mufakat untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat di lingkar Tambang dan segenap program PT. Agincourt Resources (PT. AR) yang dipandang gagal.
H. Mahmud Lubis kepada media menyebutkan, selama ini kesempatan bekerja masyarakat lingkar tambang sangatlah minim atau jauh panggang dari api atas data yang dipublikasi oleh tambang. Tambang merilis data tenaga kerja lokal 70% dari jumlah 2.600 tenaga kerja keseluruhan, namun pada kenyataannya data riil 8 desa yang terdata hanya 320 orang.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
Dalam bilangan hitungan hari, masyarakat lingkar tambang selalu mendesak para kepala desa menanyakan kapan mereka berkesempatan bekerja di tambang . Dan kenapa mereka tidak diterima bekerja di tambang.
Kemudian sejumlah program keberpihakan tambang emas Batang Toru terhadap 15 desa lingkar tambang dipandang banyak yang gagal karena tidak matangnya perencanaan dan tidak ada program berkelanjutan.
Mahmud menjelaskan, tempat mereka yang saat ini dijadikan sebagai tempat pertemuan buka puasa bersama tersebut merupakan outlet jajanan kuliner Bagasta binaan tambang, kini tempat tersebut berubah fungsi jadi kafe, pusat jajanan kulinernya tersebut sudah hilang.