WahanaNews-Tapsel | Sekitar tiga hektare tanaman padi milik petani di Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) mengalami gagal panen, Rabu (23/3).
Kegagalan panen yang merugikan sejumlah petani daerah itu diakibatkan dampak banjir akibat luapan Sungai Batang Toru dan Sungai Sangkunur, Kamis (17/3).
Baca Juga:
Psikolog Ungkap Penyebab Suami Tak Mau Bekerja, Nomor 3 Mengejutkan
"Dari tujuh hektare (ha) luas sawah terendam air terdapat tiga hektare puso," demikian Kadis Pertanian Tapsel Birmark Muaratua Siregar kepada wartawan di Sipirok melalui Koordinator BPP Simataniari Ramadianto, SST, Rabu (23/3).
Dikatakan, keadaan puso dari hasil tindak lanjut laporan isidentil DPI (Dampak Perubahan Iklim) UPT PTPH Sumut juga Koordinator POPT-PHP Tapsel-Padang Sidempuan Iskandar Z Lubis yang diterima.
"Lokasi persawahan berada di Dusun Sibara-bara (Kampung Setia Batu dan Kampung Muara Pardomuan), Desa Simataniari, Kecamatan Angkola Sangkunur. Umur tanamannya 10 hari ke 83 hari setelah tanam. Varietas lokal," katanya.
Baca Juga:
IKN Diserbu Wisatawan Saat Lebaran, Benarkah Lebih Cocok Jadi Destinasi Wisata?
Menurut Ramadianto terdapat lebih 300 hektare luas lahan pertanian sawah di wilayah kerjanya Kecamatan Angkola Sangkunur.
Sebagian lokasinya berada pada daerah rawan banjir.
Seperti kejadian Kamis 17 Maret 2022 lalu menyebabkan meluapnya permukaan air Sungai Batang Toru dan Sungai Sangkunur dampak intensitas hujan tinggi melanda wilayah tersebut ketika itu. [rda]