WahanaNews-Tapsel | Naposo Nauli Bulung (NNB) Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) belakangan ini gencar menanam tumbuhan di daerah rawan terjadinya longsor.
Tanaman yang ditanam seperti bambu kuning dan akar wangi (vetiver).
Baca Juga:
Sambut Masa Tenang Pilkada Jakarta, KPU Jakbar Gelar Panggung Hiburan Rakyat
"Secara gotong royong, gerakan hijau berbasis ekononis dan ekoligis baru terlaksana di dua desa dari 57 desa target kita," Ketua NNB Tapsel Riski Abadi Rambe kepada wartawan, Sabtu (29/1).
Sasaran program NNB itu khusus daerah rawan longsor termasuk daerah aliran sungai (DAS).
Tujuannya, kata dia, menjaga alam sekaligus menjaga masyarakat dari bencana, melibatkan berbagai pihak.
Baca Juga:
Sekjen GEKIRA Partai Gerindra: Pemilukada Damai Bukti Rakyat Cerdas
"Aksi ini wujud kepedulian NNB akan kelestarian lingkungan. Puluhan bambu kuning dan vetiver ditanam dinilai andal menjaga erosi atau longsor mengingat akarnya tumbuh lebih dalam ke dalam tanah," katanya.
Untuk wilayah Kecamatan Batang Angkola mengambil lokasi di dua aliran sungai yakni DAS Batang Angkola Simargagari dan DAS Aek Siunjam, setelah gerakan pertama di Dusun Lobu Uhom, Desa Panobasan Lombang, Angkola Barat.
"Lebih kurang lima hektare lahan pertanian hanyut dibawa arus dampak terjadinya erosi khusus di daerah aliran sungai Batang Angkola itu. Kita cukup prihatin sumber pencarian petani hilang akibat erosi," kata Riski.
NNB berharap dengan gerakan gotong royong menanam bambu kuning dan akar wangi itu minimal dapat mencegah erosi yang lebih parah ke depan, sekaligus membantu program pemerintah.
Camat Kecamatan Batang Angkola Emmy Farida, Kepala Desa Huta Padang Doromas Tampubolon, mengapresiasi gerakan NNB Tapsel.
Pihak BPBD (relawan bencana) Tapsel, Tambang Emas Batang Toru, KMMK, PPM, FoKuS, Mahasiswa UMTS juga tidak mau ketinggalan dalam gerakan menanam tersebut. [rda]