Tapsel.WahanaNews.co, Madina - Persawahan di kelurahan Sipolu-polu, Kecamatan Panyabungan, tepatnya di jalan Lintas Barat belakang pasar baru Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, terancam alih fungsi akibat kebutuhan air yang semakin sulit. Hal ini disebabkan oleh irigasi yang belum diperbaiki dan mempengaruhi luas lahan persawahan sekitar 20 hektar.
Dua anak sungai yang mengaliri persawahan tersebut, yakni Sungai Aek Sipolu-polu dan Sungai Aek Lapan, seakan ditelantarkan oleh kurangnya perbaikan irigasi yang mengalirinya. Banyaknya sampah di sepanjang irigasi persawahan yang menyebabkan tersumbatnya irigasi, serta lama tidak dilakukannya pemeliharaan, menjadi penyebab utama sulitnya pasokan air bagi petani.
Baca Juga:
Kementerian PU Sinergi dengan Kementerian Pertanian, Targetkan 1 Juta Hektar Lahan Teraliri Irigasi
Anggota kelompok tani, Udin, menyampaikan bahwa banyaknya sampah dalam irigasi persawahan menyebabkan irigasi sering tersumbat dan tidak berfungsi sepenuhnya. Hal ini menyebabkan para petani sering gagal dalam panen.
"Jika aliran irigasi bisa dibangun dan diperbaiki, para petani dapat mencapai dua kali panen dalam setahun," katanya.
Ketua organisasi masyarakat FKI-1, Samsudin, menilai pemeliharaan jaringan irigasi di areal persawahan tersebut tidak maksimal dan ditelantarkan. Hal ini mengakibatkan pasokan air ke areal persawahan petani terganggu sehingga lahan pertanian ditinggalkan dan beralih fungsi.
Baca Juga:
Kementerian PU Modernisasi Daerah Irigasi Rentang di Jawa Barat
"Saya berharap Dinas Pertanian memberikan perhatian lebih besar pada pemeliharaan jaringan irigasi, sehingga para petani bisa lebih mudah melakukan dua kali panen dalam setahun dan memuaskan program pemerintah pusat dalam memakmurkan dan mensejahterakan petani," tutupnya.
[Redaktur : Hadi Kurniawan]