Tapsel.WahanaNews.co, Madina - Pemangku Adat Desa Sibanggor Julu, Muklis Nasution alias Radja Sibanggor mengecam keras atas musibah yang sering terjadi berulang-ulang di Desa Sibanggor Julu Kecatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal, Jumat, (23/2/2024). Ia pun meminta agar Manajemen PT SMGP perlu perhatian Pemerintah Pusat.
Tahun 2020, Tahun 2021 dan Tahun 2022 sementara awal tahun 2024 ini mencapai 70 orang lebih warga masyarakat sering muntah-muntah, mual dan pusing kepala sampai ada yang pingsan.
Baca Juga:
Akibat Diduga Pekerjaan PT SMGP, Pemandian Air Panas dan Air Wudu ke Masjid Sibanggor Julu Keruh
Saat Wahananews.co wawancara dengan Muklis menilai management PT SMGP perlu dirotasi karena kinerjanya diduga tidak sesuai SOP.
"Terus terang PT SMGP ini memang menurut saya banyak yang tak sesuai dengan SOP dan menurut saya manajemennya perlu dirotasi secara besar-besaran karena banyak saya lihat tidak sesuai dengan kinerja dan tufoksinya mereka beroperasi," ujarnya.
Muklis juga berharap kepada EBTKE dari Kementerian ESDM seharusnya PT SMGP harus koordinasi dengan pihak Pemkab Mandailing Natal, dalam hal Pelaksanaan kegiatan sebagai wilayah kerja Perusahaan Panas Bumi. Kejadian Tahun 2022 lalu, pihak PT SMGP melaksanakan pembukaan sumur bor tanpa ada koordinasi dengan Pemkab Madina dan terjadi kebocoran H2S, alih-alih Pemkab Pemda Madina disalahkan warga padahal kesalahan dari pihak PT SMGP.
Baca Juga:
PLN Dukung Penuh Kepengurusan Forum Manajemen Risiko BUMN 2024-2027
"Kejadian ini sudah berulang-ulang yang dialami warga apa kita tidak menjadi tanda tanya, ada apa ini Perusahaan?, sementara diluar sana Perusahaan Panas Bumi yang ada di Puncak Sorik Marapi adalah ramah lingkungan atau memang pembunuhan buat warga," katanya.
Muklis berharap kepada Pihak PT SMGP dan EBTKE dari Kementerian ESDM lakukan komonikasi dengan pihak-pihak terkait baik masyarakat sekitar dan Pemkab Mandailing Natal, jika memang belum sesuai dengan SOP atau lainnya silahkan tutup untuk sementara dan lakukan sesuai dengan prosedur supaya tidak ada lagi korban berjatuhan.
[Redaktur : Hadi Kurniawan]