WahanaNews-Tapsel | Jalan lintas desa yang menghubungkan 3 desa di Kecamatan Sukabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), yakni Desa Sihadatuon, Desa Pulo Pakkat II dan Desa Sihapas, rusak parah dan memprihatinkan.
Jalan yang merupakan satu-satunya akses penghubung menuju ibukota kabupaten itu butuh perbaikan. Pengguna jalan sering mengalami kecelakaan saat melintas. Jika musim penghujan, jalan yang tinggal bebatuan dan tanah ini ibarat kubangan kerbau.
Baca Juga:
Yin-Yang konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan Sifat Kekuatan
Warga pun mengeluhkan tidak adanya perhatian untuk dilakukannya perbaikan jalan tersebut oleh Pemerintah. Padahal, kondisi jalan sudah belasan tahun memprihatinkan.
"Sudah sering makan korban. Kasihannya lagi kalau wanita yang lewat terpaksa turun mendorong sepeda motor miliknya," ujar Siregar, Kamis (7/7/2022).
Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, para pengendara terpaksa turun dan mendorong kendaraannya saat melintasi jalan tersebut. Suasana gelap dan posisi jalan yang menanjak akan membuat penguna jalan terpecah konsentrasi saat mengemudikan kendaraannya.
Baca Juga:
Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
"Sangat ekstrim untuk di lewati. Jika tidak ekstra hati-hati, kecelakaan akan menimpa. Ada sekitar 5 km yang rusak parah," timpal Siregar.
Lebih jauh diungkapkan, sebagai jalan lintas menuju ibukota Kabupaten, jalan tersebut setiap harinya dilintasi ratusan pengendara roda dua maupun 4. Belum lagi truk pengangkut hasil pertanian dan perkebunan yang melintas mencapai puluhan unit.
Hal serupa dialami para tenaga pendidik yang bertugas di salah satu sekolah di wilayah itu. Para pahlawan tanpa tanda jasa ini menuturkan, kerusakan jalan sudah lama terjadi dan belum tersentuh perbaikan dari pemerintah. Karena rusak berat, guru-guru yang sehari-harinya melintasi jalan tersebut kelimpungan dan kewalahan.
"Capek, sedih berbaur jadi satu. Pengennya bermukim di daerah sini. Tapi mau gimana lagi, ngak mungkin anak-anak saya tinggalkan dirumah," keluh salah seorang guru yang berdomisili di Kecamatan Sibabangun. [rum]