WahanaNews-Tapsel I Bicara Legal atau tidak perlakuan Universitas Katolik Atmajaya menggandeng nama Universitas Islam Negeri Syahada Kota Padang Sidempuan dalam melaksanakan Survey dan Kajian terhadap program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) oleh Perusahaan Tambang Emas Martabe Batangtoru yang dikelola oleh PT. Agincourt Resources (AR), kini telah mendapat penjelasan dari pihak UIN Syahada Padang Sidempuan.
Penjelasan tersebut langsung dari Rektor UIN Syahada Padang Sidempuan, Dr. H. Muhammad Darwis Dasopang, M.Ag, melalui wawancara singkat via selular, beberapa hari yang lalu.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
Dimana, selaku pucuk pimpinan di kampus salah satu Universitas Negeri ini, Dr. H. Muhammad Dasopang menjelaskan bahwa, kerja sama tersebut tanpa sepengetahuannya dan tanpa menggunakan dokumen resmi dari UIN Syahada Padang Sidempuan.
"Mekanismenya, jika ada kerja sama menyangkut survey dan kajian sedemikian rupa, yang mengeluarkan surat rekomendasi itu Wakil Rektor 3 atau LP2M. Sementara, saya selaku Rektor tidak ada menandatangani kerja sama tersebut," jelas Rektor.
Untuk hal tersebut Muhammad Dasopang sudah meminta Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Syahada, Dr. Arbanurrasyd, MA untuk mencari tahu informasi tersebut dan Muhammad Dasopang berterima kasih atas informasi yang saudara Mahmud sampaikan. Selain Rektor UIN Syahada Padang Sidempuan, ternyata ketua LP2M UIN Syahada Padang Sidempuan, Arbanurrasyd juga tidak mengetahui kerja sama tersebut.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
Menanggapi keikutsertaan UIN Syahada Padang Sidempuan dalam proyek Kajian Pembangunan Masyarakat tanpa sepengetahuan Ketua Litbang Perguruan Tinggi dan Rektor .
Irwan Saleh mantan Pembantu Rektor 1 UIN Syahada menjelaskan seluruh kegiatan atas nama UIN semuanya mesti sepengetahuan pimpinan sebab sebagai Lembaga Perguruan Tinggi semua tanggung jawab ada pada Rektor/Pimpinan. Termasuk soal penelitian mestinya diketahui Rektor dan berada pada koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
"Artinya bila mengatasnamakan UIN mesti sepengetahuan Rektor agar dapat dipertanggungjawabkan secara administrasi," ujar Irwan Saleh.
Terpisah, berdasarkan hasil rekaman suara H. Mahmud Lubis yang berhasil dihimpun sejumlah wartawan, Minggu (26/3/2023). H. Mahmud Lubis yang juga merupakan anggota DPRD Tapsel, dan memiliki hubungan emosional dengan UIN Syahada yakni Alumni UIN Syahada yang pada masa kemarin bernama STAIN, sebagai bahagian dari keluarga besar UIN Syahada mengingat istri Mahmud Lubis merupakan Dosen di UIN Syahada. Menurutnya dalam pencatutan ini sangat merendahkan integritas nama UIN Syahada Padang Sidempuan sebagai satu-satunya lembaga Perguruan Tinggi Negeri di kota ini.
"Sebagai alumni dan keluarga besar UIN Syahada Padang Sidempuan saya sangat menyesalkan perbuatan ini dan berharap jangan ada kesalahan yang kedua kalinya," Sebut Mahmud Lubis
Mahmud Lubis berharap, Survey dan Kajian yang dilakukan Unika Atmajaya ini jangan sempat diragukan oleh masyarakat atas kesalahan yang sudah terjadi, karena dalam dokumen administrasi saja Unika Atmajaya sudah melakukan kesalahan dengan mencatut nama dari UIN Syahada Padang Sidempuan.
Jika secara kebetulan ada memakai tenaga ahli atau tim Enumerator dari alumni maupun Dosen dari UIN Syahada Padang Sidempuan, sebaiknya dalam dokumen kerjasama tersebut bertuliskan alumni maupun Dosen, bukan memakai nama besar UIN Syahada Padang Sidempuan.
Nah, karena sudah terlanjur melakukan kesalahan, ada baiknya adik-adik dari alumni UIN Syahada Padang Sidempuan dan saudara Zilfaroni, S.Sos.I, M.A dengan jabatan sebagai Asisten Manajer Proyek dalam kajian ini agar tidak melakukan kesalahan kedua.
Tetaplah menjaga nama besar UIN Syahada Padang Sidempuan dengan tetap independen tanpa terpengaruh dari siapapun.
"Jangan terpengaruh oleh PT. Agincourt Resources meski proyek ini didanai oleh mereka. Karena dana survey itu merupakan bahagian dari dana CSR yang nantinya harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan," ujarnya
Menurut Mahmud, jika Unika Atmajaya dan teman-teman dari USU dan UIN Padang Sidempuan menjaga kredibel dan integritas kampusnya masing-masing, saya yakin survey mereka itu tak jauh beda dengan survey yang saya lakukan dan akan diperoleh banyak kegagalan dan kecurangan data. [rum]