Sebelumnya, Ketua Yayasan Bina Budaya Mandailing Raptama Muhammad Bakhsan Parinduri menjelaskan Irama Ulupungkut Pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan Mandailing Julu terselenggara berkat dukungan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II.
Kegiatan yang melibatkan puluhan mahasiswa seni dan naposo nauli bulung di Kecamatan Ulupungkut menampilkan beberapa adat budaya Mandailing yang telah lama hilang.
Baca Juga:
Wabup Madina Motivasi Peserta Nusantara Science Competion
"Kami menampilkan, Tor Tor Manggore yang telah hilang lebih dari 60 tahun, sebuah tarian bagiamana seharusnya orang Mandailing menyikapi atau mengambil emas tanpa merusak lingkungan. Jauh dari yang terjadi pada saat ini," kata Bakhsan.
Dia mengungkapkan memilih pagelaran di Ulupungkut karena daerah ini merupakan salah satu sumber pengetahuan budaya.
Dalam kesempatan ini beragam tarian tor-tor dipertunjukkan. Antara lain Tor Tor Inanta Soripada, Tor Tor Raja-raja diiringi jeir, Tor Tor Ranggas Namule Ule, dan Tor Tor Manggore. Selain itu ditampilkan juga Sarama Mamale Begu, salah satu irama Gordang Sambilan tanpe menggunakan bebera gendang yang ada.
Baca Juga:
Wabup Madina Berharap Masyarakat Salurkan Zakat Lewat Baznas
Wabup Atika, Sekretaris DPPKB Elfi Maryanni, dan Kepala Bidang Kebudayaan Disdik Liliana Asaliah Lubis turut naik panggung dalam Tor Tor Inanta Soripada. Aca ditutup dengan penampilan Sarama, band yang menggabungkan alat musik modern dengan musik tradisional Mandailing.
Dalam kesempatan ini, Wabup Atika hadir didampingi Asisten Administrasi Umum Lismulyadi Nasution, Kepala Dinas Kebudayaan Dr. Muhammad Daud Batubara, Kepala Dinas Pariwisata Syukur Soripada Nasution, Kepala Bidang Tanaman Pangan Juli Hidayah, Kabag Umum Setda Irsan Hasibuan dan Kabag Kesra Bahruddin Juliadi.
[Redaktur: Muklis]