WahanaNews-Tapsel | Sebagai provinsi dengan output ekonomi tertinggi di Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak kabupaten/kota yang memiliki potensi ekonomi yang dapat berkembang.
Salah satunya adalah kabupaten Tapanuli Selatan. Kabupaten yang memiliki luas sebesar 4.335,35 Km2, dan berada di ketinggian yang berkisar antara 0 – 1.985 meter diatas permukaan laut ini, memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup positif di tahun 2021 dengan pertumbuhan sebesar 3,24 persen .
Baca Juga:
Ikatan Akademi Paradigta Indonesia, 23 Kader Pekka Angkatan 1 di Meranti Diwisuda
"Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Tapanuli Selatan lebih rendah dibandingkan dengan Padang Lawas, dan tertinggal jauh dibanding dengan Tapanuli Utara," ungkap putra asal Tabagsel yang sukses berkarir di Ibukota Jakarta, Chandra Rambey, lewat keterangannya, Minggu (30/10/2022).
CEO PT Provalindo Nusa/Advisor dan Consulting, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua REI DKI Jakarta Bidang Research dan Hubungan International ini mengatakan, Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator makro penting kesuksesan pembangunan suatu daerah.
Oleh karenanya, Pemerintah
Daerah perlu merumuskan strategi dan kebijakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi agar dapat menopang kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga:
2000 Peserta Ramaikan Pawai Ta'aruf MTQN Ke 55 dan Festival Nasyid Tingkat Kecamatan Meranti
"Tapanuli Selatan dikenal sebagai salah satu sentra pertanian di Sumatera Utara sehingga tak heran salah satu pendorong perkembangan ekonomi adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan," kata Chandra.
Hampir 40,87 persen pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2021 disumbang oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, lalu disusul oleh sektor Pertambangan dan Penggalian dengan porsi sebesar 15,19 persen dan sektor Industri Pengolahan sebesar 6,79 persen.
Disamping padi, jagung dan komoditi lainnya, sektor pertanian ditopang oleh produksi komoditas perkebunan, seperti Salak Tapanuli Selatan yang merupakan tanaman endemik yang tersebar di beberapa kecamatan di daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Dan dikenal memiliki perbedaan yang
signifikan dengan varietas salak di daerah lain Indonesia.
"Selain itu, tanaman kopi arabika juga menjadi komoditas unggulan dari Kabupaten Tapanuli Selatan, harus benar-benar mendapat perhatian dari Pemangku Kepentingan di Daerah Tapanuli Selatan. Hal ini penting karena kopi sudah menjadi komoditas internasional," ujarnya.
Chandra menyampaikan, pada sisi pembangunan manusia, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh Kabupaten Tapanuli Selatan. Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,08 poin tahun 2021, atau naik 0,21 persen dari tahun 2020 atau 71,08 poin, sedikit lebih rendah dari rata-rata IPM Provinsi Sumatera Utara dan angka kemiskinan sebesar 8.42 persen.
"Hal tersebut menunjukan, adanya
hambatan pembangunan sumber daya manusia, yang berdampak pada usaha pengentasan kemiskinan di Tapanuli Selatan," kata Chandra, yang ikut membantu pemerintah sebagai salah satu konsultan yang merencanakan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur ini.
Menurut Chandra, adapun sektor ekonomi yang sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah Tapanuli Selatan, adalah sektor pengadaan air listrik dan gas.
Kondisi geografis Tapanuli Selatan yang dipenuhi oleh aliran sungai, seperti Batangtoru, Batang Gadis dan Aek Billah, menjadi daya tawar tinggi untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga air.
Selain tenaga air, tenaga panas bumi juga dapat dikembangkan di Tapanuli Selatan karena kabupaten ini, secara geologis terletak di jalur magmatisme Bukit Barisan merupakan daerah yang dimungkinkan memiliki cadangan bahan tambang dan bahan galian terutama tambang non logam seperti panas bumi.
"Salah satu daerah yang memiliki
potensi panas bumi adalah Gunung Sibuali-bulai yang memiliki potensi daya sebesar 210 MW," ungkap pria kelahiran 1 September 1970 ini.
Chandra menjelaskan, sektor pariwisata juga memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Selatan, terutama sektor Agrowisata yaitu sentra produksi kopi arabika dapat dimanfaatkan.
Kemudian, sebagai objek wisata unggulan serta wisata alam (eco-tourism) dengan adanya Danau Siais, Air Terjun Silima-Lima, Puncak Desa Sarogadung dan Penangkaran Penyu di Muara Upu.
"Kedepan diharapkan Kabupaten Tapanuli Selatan dapat mengatasi tantangan pembangunan manusia
secara sistematis dan tepat sasaran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari tiga sektor utama tersebut," ujarnya.
Lalu, meningkatkan integrasi supply chain sektor pertanian (rantai pasok)
serta melakukan diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan dan memaksimalkan potensi-potensi
ekonomi yang ada di wilayahnya.
"Meningkatnya IPM, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas akan
berdampak langsung kepada kesejatraan masyarakat seperti yang diharapkan dan menjadi cita-cita kita Bersama." Pungkas Chandra. [rum]