TAPSEL.WAHANANEWS.CO, Panyabungan- Hari Raya 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah, umat Islam di seluruh Indonesia melaksanakan solat Idul Adha secara serentak, termasuk di Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Seperti biasa, masyarakat di daerah ini penuh semangat menyambut hari besar umat Islam tersebut, dengan berbondong-bondong menuju tempat solat yang telah disiapkan.
Namun, ada yang menarik dari perayaan Idul Adha di salah satu kelurahan di Panyabungan, yakni Kelurahan Kayu Jati. Di tengah gemuruh takbir dan suasana khusyuk menyambut hari raya kurban, masyarakat Kayu Jati tetap mempertahankan sebuah tradisi lama: melaksanakan solat Idul Adha di jalan raya.
Baca Juga:
Bupati Tapteng Lepas Pawai Takbir Keliling Idulfitri 1446 Hijriah
Bukan di Masjid, Tapi di Jalan Raya
Jika di banyak tempat solat Idul Adha dilaksanakan di masjid atau lapangan, warga Kayu Jati justru menunaikannya di ruas jalan raya yang terletak tepat di depan Rumah Sakit Armina. Jalan ini akan ditutup sementara untuk memberi ruang bagi ratusan jamaah yang datang sejak pagi hari dengan membawa sajadah masing-masing. Suasana menjadi sangat syahdu—jalan yang biasa dilalui kendaraan berubah menjadi tempat ibadah yang tenang dan sakral.
Menurut penuturan warga setempat, tradisi solat hari raya di jalan raya ini sudah berlangsung sejak tahun 1970-an. “Ini sudah jadi kebiasaan sejak dulu. Kami merasa lebih akrab, lebih guyub, dan suasananya berbeda,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.
Baca Juga:
Tradisi Mamogang, Kades Pasar Sorkam Sembelih Kerbau dan Bagikan Dagingnya ke Warga
Konsistensi Menjaga Tradisi
Meski zaman terus berubah dan berbagai sarana ibadah telah tersedia di sekitar Kayu Jati, masyarakat tetap memilih untuk mempertahankan tradisi ini. Bahkan bukan hanya saat Idul Adha, solat Idul Fitri pun kerap dilaksanakan di tempat yang sama.
Tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk ibadah, tetapi juga menjadi simbol kekompakan dan kebersamaan warga. Orang-orang dari berbagai usia dan latar belakang berkumpul, bersalaman, dan berbagi kebahagiaan setelah solat menjadikan hari raya benar-benar bermakna.
Menjadi Ciri Khas dan Warisan Budaya
Pelaksanaan solat Idul Adha di jalan raya Kayu Jati kini telah menjadi ciri khas yang membedakan kawasan ini dengan kelurahan atau desa lainnya di Mandailing Natal. Ini bukan sekadar soal tempat, tetapi tentarng makna, semangat kebersamaan, dan warisan budaya yang terus dijaga.
Di tengah arus modernisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat, mempertahankan tradisi seperti ini menjadi hal yang patut diapresiasi. Bukan tidak mungkin, suatu hari nanti tradisi unik ini menjadi bagian dari kekayaan budaya lokal yang diakui secara nasional.
[Redaktur: Muklis]