Usai melaksanakan salat, Saipullah langsung menuju lokasi pertemuan dengan warga. Dalam kesempatan itu, kata pertama yang terucap hanyalah permintaan maaf. Sebuah kata sederhana, namun diucapkan dengan nada yang tulus.
“Maaf kami datang terlambat ke wilayah ini. Tiga hari sesudah bencana kami sudah di Singkuang dan sempat ingin ke sini, namun dari laporan camat, akses menuju lokasi belum dapat dilalui,” ucapnya.
Baca Juga:
Earth Day, Pantai Barat Sumut Melawan Plastik
Meski demikian, Saipullah menegaskan bahwa pemkab tetap memantau kondisi wilayah tersebut dan terus menerima laporan dari kecamatan serta desa-desa terdampak bencana.
Permintaan maaf itu disambut warga dengan hati yang lapang. Tak ada amarah, hanya pengertian dan harapan, bahwa mereka tidak dilupakan
[Redaktur: Muklis]