WahanaNews-Tapsel | PT PLN Unit Induk Pembangkit (UIP) Sumbagut sedang fokus dalam pengembangan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk memperkuat listrik yang ada di wilayah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
“Kami sekarang lagi fokus pengembangan ini di Aceh, disana ada di Peusangan, kalau di Sumut ada PLTA Asahan. Ini harapannya di 2024 bisa betul-betul masuk dan beroperasi pada 2024 sudah beroperasi,” kata General Manajer (GM) PT PLN UIP Sumbagut, Oktavianus Duha dalam acara Ramadhan Media Gathering PT PLN UIP (Sumbagut), Senin (18/4/2022) di gedung Rooftop PT PLN UIP Sumbagut Jalan Dr Cipto Medan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Menurut Duha, proyek-proyek strategis nasional ini terus didorong dan ditargetkan dapat selesai lebih cepat yakni di tahun 2024.
“Jadi, dengan adanya sebaran pembangkit terutama di (Provinsi) Aceh, sehingga ketika ada gangguan transmisi di salah satu saluran, maka tidak seluruh wilayah Aceh itu yang akan alami kolevs,” ujar Sahat Sianturi dari PLN UIP Sumbagut menambahkan.
Dia menyebutkan fokus saat ini pengembangan PLTA 275 KP Ulee Kareng, proyek Sutet-Gitet, PLTA 150 KP Subulussalam Singkil, pekerjaan PLTA Peusangan 1 dan 2.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Intinya, terang Sahat, wilayah Aceh menjadi lebih kuat, lebih andal dalam kelistrikan, tentunya dalam mengatasi kebutuhan listrik di provinsi itu yang semakin tinggi.
“Kita asumsikan pertumbuhan kelistrikannya 4,8 sampai 5,7 %. Dengan adanya pertumbuhan listrik kita harapkan roda ekonomi di Aceh lebih berkembang. Penurunan BPP per KWH dari Ro1800 menjadi Rp1.335,” ucapnya.
Dia menyebutkan, saat ini suplai listrik di Aceh masih ketergantungan dari Sumatera Utara. Ketika ada gangguan transimisi mulai Pangkalan Brandan dampaknya ke Aceh.