Jadi program kerja 100 hari memiliki arti strategis sebagai instrumen yang bertujuan untuk personal branding sekaligus membuat rancang bangun kebijakan yang lebih mendasar.
Personal branding
Baca Juga:
KPAI Soroti Program Siswa Bermasalah di Barak Militer, Desak Dihentikan Sementara
Seorang pemimpin perlu dikenal dan mendapatkan kepercayaan dari yang dipimpinnya. Sekalipun pemimpin baru tersebut adalah orang yang selama ini sudah sikenal luas.
Saat sebelum menjabat, masyarakat luas mungkin sudah mengenal, namun masyarakat memperkenalkan seseorang baru saja sebagai pejabat.
Peelu menampilkan identitas pengeta huan, kemampuan dan menjamin terwujutnya visi yang dimiliki serta membedakannya dengan orang kebanyakan.
Rancang bangun kebijakan yang lebih Fundamental
Baca Juga:
Wakil Bupati Toba Ajak Umat Katolik Jaga dan Rawat Bangunan Pemerintah
Franklin D Roosevelt Presiden AS dilantik pada tahun 1933 ketika itu terjadi depresi ekonomi, tingkat pengangguran mencapai 25 persen atau sekitar 12 juta rakyat AS menganggur, dalam program 100 hari Roosevelt bersama para senator mampu meloloskan belasan RUU yang berkaitan dengan lapangan kerja, pertanian dan reformasi keuangan.
Kebijakan Fundamental berupa UU dilakukan 100 hari pertama, meskipun hasilnya baru mulai dapat dirasakan satu tahun setelahnya. Program keeja 100 hari bukanlah kegiatan yang bersifat pragmatis yang hasilnya dirasakan dalam jangka waktu 100 hari, program kerja 100 hari hendaknya beeupa kebijakan fundamental sebagai pendukung untuk mencapai tujuan visi dari seorang peminpin, (Oleh: Drs Ramli Nasution.MM)
[Redaktur: Muklis]