Dan dikenal memiliki perbedaan yang
signifikan dengan varietas salak di daerah lain Indonesia.
"Selain itu, tanaman kopi arabika juga menjadi komoditas unggulan dari Kabupaten Tapanuli Selatan, harus benar-benar mendapat perhatian dari Pemangku Kepentingan di Daerah Tapanuli Selatan. Hal ini penting karena kopi sudah menjadi komoditas internasional," ujarnya.
Baca Juga:
Ikatan Akademi Paradigta Indonesia, 23 Kader Pekka Angkatan 1 di Meranti Diwisuda
Chandra menyampaikan, pada sisi pembangunan manusia, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh Kabupaten Tapanuli Selatan. Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,08 poin tahun 2021, atau naik 0,21 persen dari tahun 2020 atau 71,08 poin, sedikit lebih rendah dari rata-rata IPM Provinsi Sumatera Utara dan angka kemiskinan sebesar 8.42 persen.
"Hal tersebut menunjukan, adanya
hambatan pembangunan sumber daya manusia, yang berdampak pada usaha pengentasan kemiskinan di Tapanuli Selatan," kata Chandra, yang ikut membantu pemerintah sebagai salah satu konsultan yang merencanakan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur ini.
Menurut Chandra, adapun sektor ekonomi yang sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah Tapanuli Selatan, adalah sektor pengadaan air listrik dan gas.
Baca Juga:
2000 Peserta Ramaikan Pawai Ta'aruf MTQN Ke 55 dan Festival Nasyid Tingkat Kecamatan Meranti
Kondisi geografis Tapanuli Selatan yang dipenuhi oleh aliran sungai, seperti Batangtoru, Batang Gadis dan Aek Billah, menjadi daya tawar tinggi untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga air.
Selain tenaga air, tenaga panas bumi juga dapat dikembangkan di Tapanuli Selatan karena kabupaten ini, secara geologis terletak di jalur magmatisme Bukit Barisan merupakan daerah yang dimungkinkan memiliki cadangan bahan tambang dan bahan galian terutama tambang non logam seperti panas bumi.
"Salah satu daerah yang memiliki
potensi panas bumi adalah Gunung Sibuali-bulai yang memiliki potensi daya sebesar 210 MW," ungkap pria kelahiran 1 September 1970 ini.