Selama ini tradisi Marsialap Ari hanya untuk gotong royong mengerjakan persiapan musim tanam sawah atau pesta perkawinan.
Namun dalam 15 tahun belakangan budaya ini mulai meredup.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
Rasyid dan rekan-rekannya ingin kembali menghidupkan tradisi ini.
Sehingga tradisi Marsialap Ari yang terancam punah, bisa dipertahankan dan dikembangkan dalam hal yang lain, termasuk untuk membantu memperbaiki rumah warga yang tidak layak huni.
Baca Juga:
OTT KPK Bengkulu, Calon Gubernur Petahana Dibawa dengan 3 Mobil
2. Ingin mengembalikan semangat gotong royong di tengah-tengah masyarakat Tapsel
Dulu, tambah Rasyid, tokoh besar Nasional dan Mantan Gubernur Sumatera Utara asal Sipirok yakni Alm. Letjend (TNI) Purn, Raja Inal Siregar pernah mencanangkan dan menjalankan gerakan Marsipature Huta Nabe (MARTABE) dan ini terus berlanjut dengan gerakan yang disebut MARSIALAP ARI untuk MARTABE.
“Saya hanya berusaha menimbulkan kembali rasa bangga di kalangan masyarakat Tapsel yang kita ketahui suku Etnis Batak Angkola bahwa Marsialap Ari adalah tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun, dengan prinsip dan esensi kasih sayang (holong) dan persatuan (domu), dimana ada sistem sosial dari Dalian Na Tolu kedepan hidup dalam menyelesaikan persoalan RTLH di berbagai penjuru wilayah Tapsel,” ungkapnya.