Risal, salah satu petani bawang merah varietas Birma mengaku kendala saat ini adalah pasar yang belum memadai. Dia pun berharap Pemkab Madina memberikan perhatian terkait itu.
Di sisi lain, Risal mengungkapkan peluang ekonomi dari budidaya bawang cukup menjanjikan. Sebab, perbandingan bibit dan hasil panen bisa mencapai satu banding 10. Maka dari itu, tak mengherankan kalau saat ini sudah banyak petani bawang di Kecamatan Panyabungan Selatan.
Dia mengungkapkan, baru-baru ini mereka mendatangkan bibit sebanyak enam ton dari Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Benih tersebut disiapkan untuk lahan seluas enam hektare. "Tapi, lahannya tidak satu hamparan," lanjut dia.
Baca Juga:
Wabup Madina Paparkan Sejumlah Kendala Pembangunan SPPG
Jarak masa tanam dengan panen pun tak sampai dua bulan. Hal ini, kata Risal, menjadi keuntungan tersendiri karena di daerah lain rata-rata sekitar tiga bulan. "Jadi, sebelum daerah lain panen kami bisa menjual hasil dengan harga sedikit lebih mahal," ungkap dia.
Risal menambahkan, harga bawang fluktuatif. Namun, dengan margin hasil panen yang cukup tinggi dibandingkan bibit tanam, keuntungan ekonominya masih terjaga. "Beberapa waktu lalu, kami jual 48.000 rupiah per kilogram," pungkas dia.
Dalam kesempatan ini, wakil bupati didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Muktar Afandi Lubis, Plt. Kadis Pertanian Taufik Zulhandra Ritonga, Camat Panyabungan Selatan Elli Mutiara, dan sejumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Baca Juga:
Wabup Madina Sampaikan Terima Kasih Siswa untuk Presiden Prabowo
[Redaktur: Muklis]