Wabup Atika mengingatkan para peserta, yang terdiri dari mahasiswa dan santri, agar jangan sampai pengalaman hidup yang mendorong untuk belajar mengelola uang dengan baik. "Saat itu terjadi, uangnya sudah tidak ada baru ada keinginan belajar," pesan dia.
Sebelumnya, Kepala OJK Sumatera Utara Khoirul Muttaqien mengatakan kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran santri dalam penguatan pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan jasa keuangan.
Baca Juga:
Wabup Madina Tutup Badminton Open Bupati Cup 2025
"Bahaya terbesar saat ini adalah judi online, ada lebih dari 10.000 anak usia SMP ke bawah yang terpapar, kami mengajak para santri untuk memahami keadaan ini," kata dia.
Muttaqien menambahkan, keterlibatan masyarakan dalam membangun ekonomi syariah masih kecil dengan persentase sekitar 13 persen. Dia pun berharap, para santri terlibat dalam penguatan sektor ini.
Kepala Kantor Perwakilan LPS I Muhammad Yusron mengatakan para santri tidak perlu takut menggunakan jasa keuangan. Sebab, LPS ada untuk menjamin aset atau tabungan nasabah.
Baca Juga:
Wabup Madina Sarapan dan Belanja di Pasar Eks Bioskop Tapanuli
Sekretaris ponpes Musthafawiyah H. Ahmad Mukhlis Lubis menilai para santri yang jumlahnya mencapai 11 ribu orang itu butuh pendidikan dasar pengelolaan keuangan. Dia pun erharap dengan seminar ini, mereka lebih paham mengelola keuangan pribadi dan termotivasi untuk menabung.
Seminar ini juga menghadirkan Kepala Bursa Efek Indonesia Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution dan kepala Area Bank Syariah Indonesia
[Redaktur: Muklis]