"Seluruh regional rata-rata HOP diatas 15 hari, kita akan terus jaga, satu hal utama kita bangun aplikasi integrasi antara PLN dan Kementerian ESDM, ini salah satu tools powerfull untuk pastikan keamanan batu bara," katanya.
Lebih lanjut, Darmawan mengakui adanya perbedaan harga batu bara. Namun, ia menyebut itu tak mengganggu pasokan ke pembangkit.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Bahwa saat ini memang pasokan batu bara di seluruh pembangkit PLN dalam kondisi aman, kami akui ada disparitas harga, mengacu harga DMO sebesar USD 70 dolar per metrik ton, sementara harga pasar internasional USD 300 per metrik ton," katanya.
"Kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah karena sudah memberikan aturan yang clear, yang mengatur volume harga di-enforce, dan hal ini aturan DMO dilakukan bulanan," imbuh dia.
Dalam pemantauannya, kata dia, bisa dengan sistem digital yang telah dibangun bersama Kementerian ESDM. Dengan demikian pemantauan bisa dilakukan baik dari lapangan hingga pelanggan dan loading batu bara.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Dengan adanya enforcement maka pasokan batu bara pembangkit PLN sampai saar ini berjalan ajeg. Pasokannya reliable dan hari operasinya diatas 15 hari operasi," katanya.
Beban Kelistrikan Bergeser
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyebut ada pergeseran beban kelistrikan selama mudik lebaran 2022. Beban yang tadinya ada di pusat kota, bergeser ke daerah tujuan mudik.